Sabtu, 28 Maret 2009

CINTA YANG BERTANGIS BENCANA


Malam gelap gulita bisik angin seakan membelai dahan yang rindang lelah tubuh terkapar di sepetak keranjang tidur dengan tumpuan bantal berbau tak sedap lepaskan rasa penah ingin ciptakan ke indahan di dunia sana, bersama sejuta masalah yang menyelimuti jiwa dan raga hening seketika pudar dengan keramaian yang memilukan telinga tidur seakan tersentak -sentak beribu kebimbangan yang merenggut dengan cepatnya bimbang dalam semua pikiran manusia antara tangis, jeritan , teriakan dan kepanikan liku jalan pun menjadi jalan air yang selalu ingin meratakan semua yang tak bersalah tangis anak kecil pilukan seorang ibu yang lari kian kemari tanpa pedulikan air yang kencang menghadangnya , hewan malam pun saling berhamburan tuk mencari tempat surga yang telah hilang bersama arus air yang mewarnai keributan malam tanpa melihat pun selalu ingin mencarinya cinta tangis memilukan selalu tuangkan di pipi walau habis berganti jeritan kepada orang yang pergi jauh namun itu semua hanyalah ujian semata pakah bencana ini kan berlarut oleh waktu hanyalah kata "CINTA YANG BERTANGIS BENCANA"

Tidak ada komentar: