Minggu, 19 April 2009

HANCUR BERNAUNG AIR MATA

Pada malam berserta hujan yang mengguyur atap rumahku
dingin selalu mencekam raga ini penuh erat tapi sungguh tak dapat aku rasakannya
terian pada dahan yang rindang seraya ingin selalu ingatkan pujan hati di sana
kerlip cahaya indah jauh di sana , seakan berikan sejuta makna yang ingin aku terjemahkan di setiap sepiku



bias-bias air yang menetes, yang seakan mengkristal
indah ingn aku raih , namun hanya dapat aku pandang
tanpa adanya kenyataan yang dapat aku raih dengan tanganku
air sekan ingin sampaikan isi hati seseorang namun hanya dapat berikan kesejukannya


hening tenang setelah engkau tarikan di daun yang hijau pada gelapnya malam
tanpa ada bisik suaramu di telingaku
akan kah engkau matikan diriku dengan sejuta kisahku padamu
yang tanpa engkau hiraukan apa yang akan terjadi pada diriku


kini hanya ada kenangan yang mungkin teringat oleh diriku bersama luka yang kau ciptakan
hujan dimalam hari pun telah berheti curahkan airnya
dan kini tiada bisik suaramu dalam sepiku
air matalah yang kini jadi teman sepiku dan hancur selalu menyelimuti sekan abadi bernaung air mata

1 komentar:

fiandra mengatakan...

pernah aku jatuh cinta, cinta yang mendamaiakan hatiku, cinta yang menguatkanku,cinta yang membekali hidupku selanjutnya.tapi aku terjatuh bersama luka kelam dan tetesan air mata. aku berusaha bangkit,mencari dahan dahan kokoh yang menguatkanku.tapi sekian lama aku bangkit,sekian lama aku berlatih berdiri lagi,yang kusadari aku hanya berlari..dan hujan airmata kian menenggalamkanku.cinta itu yang memintaku untuk pergi mencari yang terbaik tapi dia sendiri tak pernah mengerti dialah yang terbaik untukku walau bukan untuk yang lain. dan airmataku tetap menetes namun bersama kebangkitanku,walau mungkin dia menganggapku gila.thx to comment km.